Budidaya tebu ternyata sangat tergantung terhadap cuaca dan iklim daerah beriklim panas akan sangat baik untuk temat tebu tumbuh. Suhu yang baik untuk tebu yaitu di antara 25º-28 º C
Selain itu tebu juga cocok ditanam di daerah dengan curah hujan 1800-2500 mm/tahun.
Tebu merupakan salah satu tanaman yang termasuk ke dalam komoditas pangan, tanaman ini banyak dibutuhkan dikarenakan cairannya dapat dijadikan sebagai gula. Tebu bisa Anda budidayakan dengan mengetahui cara budidaya tebu terlebih dahulu, agar tidak gagal panen.
Berikut Cara Budidaya Tebu yang bisa Anda simak.
Konten
Menyiapkan Lahan
Anda dapat memulai budidaya dengan menyiapkan lahan terlebih dahulu. Tanah pada lahan harus diolah, Anda bisa menggunakan 2 cara dalam hal ini yaitu reynoso dan dibajak. Reynoso dapat diterapkan di area banyak airnya, sedangkan pembajakan berfungsi menggemburkan tanah kering.
Tebu adalah tanaman berhari pendek secara kuantitatif. Curah hujan yang dibutuhkan untuk tebu tumbuh optimal yaitu tidak lebih dari 2500 mm/tahun, dan apabila curah hujannya tidak mencukupi maka Anda harus memberi aliran irigasi pada lahan tersebut.
Tebu juga membutuhkan sifat fisik tanah dan kesuburan yang baik, yaitu berdrainase baik, gembur, mengandung nutrisi, seada banyak senyawa organik serta pH di antara 5-8. Sifat fisik tanah lainnya adalah mampu untuk menahan kapasitas air dengan baik.
Pemilihan Bibit Tebu
Anda dapat menggunakan 4 macam bibit tebu, yaitu batang muda, pucuk, siwilan dan rayungan. Pemilihan tebu ini. Anda bisa mengambil bibit berasal dari tebu berusia 12 bulan, mengambilnya 2-3 tunas muda yang panjangnya 20 cm.
Bibit batang muda diambil dari tebu berusia 5-7 bulan, sedangkan bibit rayungan merupakan bibit tebu diambil dari pucuk tebu yang telah mati. Bibit tebu harus berasal dari kebun benih dengan pengelolaan yang baik dan berjenjang.
Benih tersebut bisa Anda peroleh melalui cara memperbanyaknya secara konvensional (stek), juga melalui kultur jaringan (laboratorium). Benih tebu konvensional meliputi KBPU (Kebun Bibit Pokok Utama), KBP (Kebun Bibit Pokok), dan lainnya.
Cara konvensional mampu memperbanyak 8-12 kali pada waktu bersamaan, sedangkan cara kultur jaringan mampu memperbanyak jumlah yang lebih banyak di waktu singkat. Anda bisa mendapatkan benih baru secara singkat dan lebih banyak terutama untuk varietas unggul dan baru dihasilkan.
Proses Penanaman
Waktu terbaik untuk memulai proses penanaman tebu yaitu ketika cuaca sedang cerah, yaitu di antara bulan Oktober-Desember. Stek adalah teknik menanam tebu yang tepat, dengan 8-9 mata tunas berjarak 1 m pada setiap steknya. Tiap stek tersebut ditanam di kedalaman 1,25 – 1,35 m.
PKP digunakan sebagai sistem untuk jarak penanaman tebu, yaitu merupakan sistem jarak tanam yang berasal dari pusat menuju pusat. Jarak pusat ke pusat tersebut yaitu di antara 100 hingga 120 centimeter.
Pemberian air atau pengairan pada praktik cara budidaya tebu, biasanya dilakukan ketika sudah selesai menanam dan setiap sudah diberi pupuk. Proses pengairan ini berfungsi untuk melarutkan unsur hara/ pupuk tambahan yang masuk ke dalam tanah, agar bisa diserap akar-akar tebu.
Perawatannya
Proses pada perawatan tanaman tebu yaitu penyiraman, penyiangan, penyulaman, pemupukan, serta penanganan terhadap hama dan penyakit. Tebu perlu disiram sebaiknya setelah pemupukan, maksimal dilakukan setelah 3 hari pemupukan.
Anda bisa melakukan proses penyiangan dengan cara memotong dan mencangkul gulma pengganggu. Proses penyulaman sendiri diperlukan untuk mengganti bibit/ pohon yang tidak baik pertumbuhannya, dilakukan pada bibit bagal berusia 2 minggu sedangkan bagal usia 1-4 minggu.
Pemupukan tebu bisa dilakukan memakai pedoman P3GI. Jenis pupuk yang bisa Anda gunakan di antaranya pupuk SP36, ZA, serta KCL. Proses ini dapat Anda berikan secara bertahap, dengan menyesuaikan kebutuhan baik tebu atau lahan.
Permasalahan hama yang seringkali menyerang tanaman tebu adalah ulat anggrek, terutama pada saat proses pembibitan. Anda dapat mencegahnya dengan memilih varietas tebu yang mempunyai ketahanan terhadap hama.
Panen Tebu
Prose pemanenan merupakan kegiatan terakhir pada setiap siklus budidaya tebu. Kegiatan panen sendiri meliputi penebangan, muat, serta pengangkutan. Pemuatan tebu mempunyai tujuan yaitu memanen tebu dalam jumlah optimal pada setiap petak-petak tebang.
Pengangkutan tebu merupakan proses mengangkut tebu-tebu yang berasal dari petak penebangan, kemudian dibawa ke pabrik. Gula yang dihasilkan secara potensial berasal dari proses cara budidaya tebu.